Dialog
Aku rindu perbincangan 2-3 jam kita waktu malam
Dengan leluasa kamu bercerita soal rencana-rencana yang
bahkan aku saja belum punya
Aku mendengarkan seksama
Oh begitu . . Terus ? Lalu bagaimana ?
Aku memberi komentar hanya jika kamu bertanya
Dalam obrolan sesekali kamu selipkan rayuan.
Aku bilang kamu gombal, tapi katamu itu usaha
Refleks genggaman tanganku mengerat.
Buktinya ? Panasnya telepon seluler ku rasakan ditangan kanan
Aku tersenyum, tanpa kamu tahu
Sekarang mukaku juga panas, pasti sedang memerah
Aku rindu perbincangan 2-3 jam kita waktu malam
Dialog malam itu seperti kita lama tidak bertemu
Seolah malam itu kita tidak akan terpejam
Seolah tidak ada malam lain untuk menunggu
Purwokerto, September 2016
WNF
-Ditulis sederhana dengan tanpa umpama-umpama-

Puisi yang manis
BalasHapusPuisi yang manis
BalasHapus