Di Sudut Matamu
Tanpa cela, mata bundar itu melahapku rakus
Menjejaki pandangannya pada setiap lekuk wajahku
Lentik bulu matanya tajam mengutuk
Memaksaku untuk tetap tertunduk
Pada bola matamu aku terperangkap
Terperosok dalam saat kau terpejam
Tidaklah bagiku terdapat celah
Di dalam dekapmu aku pasrah
Sungguh jangan lagi kali ini
Aku berjalan dituntun angin
Hanya menghitung langkah demi lagkah
Yang makin hari makin gontai
Maka mengapa tidak kita bersepakat ?
Bahwa akan ada suatu masa untuk kita berhenti
Agar lelah sudi pergi,
Dan aku akan menetap selamanya di sudut matamu
WNF
-Bukankah akan sempurna apa yang melekat pada kita ?
Jika kamu paham-
Komentar
Posting Komentar