Di Sudut Matamu




Tanpa cela, mata bundar itu melahapku rakus
Menjejaki pandangannya pada setiap lekuk wajahku
Lentik bulu matanya tajam mengutuk
Memaksaku untuk tetap tertunduk


Pada bola matamu aku terperangkap
Terperosok dalam saat kau terpejam
Tidaklah bagiku terdapat celah
Di dalam dekapmu aku pasrah

Sungguh jangan lagi kali ini
Aku berjalan dituntun angin
Hanya menghitung langkah demi lagkah
Yang makin hari makin gontai

Maka mengapa tidak kita bersepakat ?
Bahwa akan ada suatu masa untuk kita berhenti
Agar lelah sudi pergi,
Dan aku akan menetap selamanya di sudut matamu



Purwokerto, November 2015

WNF

-Bukankah akan sempurna apa yang melekat pada kita ?

  Jika kamu paham-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jogja Sore Itu

SunLife Edufair 2017: Financial Planing For Brighter Monday!